Music Media
Wednesday, May 30, 2007
Muslim and Poverty
Apa Anda Sudah Cuci Tangan Dengan Benar!!!!!
CUCI TANGAN
Mencuci tangan dengan air dan sabun akan banyak mengurangi jumlah mikroorganisma dari kulit dan tangan.
Mencuci Tangan sebaiknya dilakukan, sebelum:
Memeriksa pasien
Memakai sarung tangan
atau sesudah:
Terjadi kontaminasi pada tangan seperti
Memegang instrumen dan item lain yang kotor
Menyentuh selaput lendir, darah atau cairan tubuh lain (sekresi dan ekskresi)
Terjadi kontak lama dan intensif dengan pasien
Setelah melepas sarung tangan
Pada daerah triase / penapisan di fasilitas pelayanan, perlu disediakan paling tidak:
Sabun (batang atau cair, yang antiseptik atau bukan)
Wadah sabun yang berlubang supaya air bisa terbuang keluar
Air mengalir (pipa, atau ember dengan keran) dan wastafel
Handuk/lap sekali pakai (kertas, atau kain yang dicuci setelah sekali pakai)
Langkah-langkah cuci tangan rutin adalah:
LANGKAH 1: Basahi tangan seluruhnya
LANGKAH 2: Pakai sabun (sabun biasapun cukup memadai)
LANGKAH 3: Gosok benar-benar semua bagian tangan dan jari selama 10-15 detik, terutama untuk membersihkan bagian-bagian bawah kuku, antara jari, dan punggung tangan.
LANGKAH 4: Bilas tangan dengan air bersih mengalir.
LANGKAH 5:Keringkan tangan dengan handuk (lap) kertas dan gunakan handuk untuk menutup keran. Bila handuk tidak tersedia, keringkan dengan udara/dianginkan.
Panduan tambahan untuk cuci tangan:
Bila kulit lecet atau perlu sering-sering cuci tangan karena banyak kasus, bisa dipakai sabun lunak (tanpa antiseptik) untuk mengangkat kotoran. Krim dan lotion pelembab bisa dipakai untuk menghindari iritasi kulit.
Bila diperlukan antimikroba (a.l. kontak dengan pasien suspek SARS), dan bila tangan tampak tidak kotor, maka sebagai altrernatif bisa dipakai antiseptik gel setelah kontak.
MEMBUAT LARUTAN GEL ALKOHOL UNTUK ANTISEPTIK TANGAN
Untuk 100 ml gel tangan
100 ml Alkohol Isopropil atau etil 60-90%
2 ml Gliserin, propylene glycol atau sorbitol
Memakai antiseptik tangan:
Tuangkan gel secukupnya untuk membasahi seluruh permukaan tangan dan jari.
Gosok benar-benar pada tangan, diantara jari, dan bawah kuku sampai kering
Influenza jadi momok
Influenza
DEFINISI |
Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan (malaise) dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan. |
PENYEBAB |
Virus influenza tipe A atau B. |
GEJALA |
Influenza berbeda dengan common cold. |
DIAGNOSA |
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Beratnya penyakit dan adanya demam tinggi membedakan influenza dari common cold. |
PENGOBATAN |
Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan. Tirah baring sebaiknya dilakukan segera setelah gejala timbul sampai 24-48 setelah suhu tubuh kembali normal. |
PENCEGAHAN |
Tetapi cara terbaik untuk mencegah terjadinya influenza adalah vaksinasi yang dilakukan setiap tahun.
Vaksin influenza mengandung virus influenza yang tidak aktif (dimatikan) atau partikel-partikel virus.
Suatu vaksin bisa bersifat monovalen (1 spesies) atau polivalen (biasanya 3 spesies).
Suatu vaksin monovalen bisa diberikan dalam dosis tinggi untuk melawan suatu jenis virus yang baru, sedangkan suatu vaksin polivalen menambah pertahanan terhadap lebih dari satu jenis virus.
Amantadin atau rimantadin merupakan 2 obat anti-virus yang bisa melindungi terhadap influenza A saja.
Obat ini digunakan selama wabah influenza A untuk melindungi orang-orang yang kontak dengan penderita dan orang yang memiliki resiko tinggi-yang belum menerima vaksinasi.
Pemakaian obat bisa dihentikan dalam waktu 2-3 minggu setelah menjalani vaksinasi. Jika tidak dapat dilakukan vaksinasi, maka obat diberikan selama terjadi wabah, biasanya selama 6-8 minggu.
Oba ini bisa menyebabkan gelisah, sulit tidur dan efek samping lainnya, terutama pada usia lanjut dan pada penderita kelainan otak atau ginjal.
IMUNISASI Yuuuuuuuuuuuuuuk
Imunisasi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar dirinya. Salah satu ancaman terhadap manusia adalah penyakit, terutama penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus, bakteri, parasit, jamur. Tubuh mempunyai cara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu. Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem imun) orang tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman-kuman penyakit itu. Tetapi bila kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak-anak atau pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu mencegah kuman itu berkembang biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa kepada cacat atau kematian.
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
IMUNISASI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
PN -+- NEUROPATI PERIFER
Apakah Neuropati Perifer Itu?
Neuropati perifer (peripheral neuropathy/PN) adalah penyakit pada saraf perifer. Saraf tersebut adalah semua saraf selain yang ada di otak dan urat saraf tulang belakang (perifer berarti jauh dari pusat).
Kurang-lebih 30 persen Odha mengalami PN. Sebagian PN diakibatkan kerusakan pada sumbu serabut saraf (akson), yang mengirimkan perasaan pada otak. Kadang kala, PN disebabkan kerusakan pada selubung serabut saraf (mielin). Ini mempengaruhi isyarat nyeri (sakit) yang dikirim ke otak.
PN dapat menjadi gangguan ringan atau kelemahan yang melumpuhkan. PN biasanya dirasakan sebagai kesemutan, pegal, mati rasa atau rasa seperti terbakar pada kaki dan jari kaki. Juga dapat dirasa dikitik-kitik, nyeri tanpa ada alasan, atau rasa yang tampaknya lebih hebat daripada biasa. Gejala PN dapat bersifat sementara: kadang sangat sakit, terus tiba-tiba hilang. PN parah dapat mengganggu waktu berjalan kaki atau berdiri.
Apa Penyebab PN?
PN dapat disebabkan oleh infeksi HIV pada sel saraf, oleh obat yang dipakai untuk mengobati HIV atau masalah kesehatan lain, atau oleh penyebab lain. Faktor risiko untuk PN termasuk viral load HIV yang tinggi, usia di atas 50, dan penggunaan alkohol yang tinggi. Faktor risiko lain termasuk penggunaan kokain atau amfetamin, pengobatan untuk kanker, penyakit tiroid, atau kekurangan vitamin B12 atau vitamin E.
Beberapa obat antiretroviral (ARV) dapat menyebabkan PN. Yang paling penting adalah yang disebut obat “d”: ddC, ddI, dan d4T. Hidroksiurea, yang kadang-kadang digabung dengan ARV, meningkatkan risiko PN.
Obat lain yang dapat menyebabkan PN termasuk:
- dapson (untuk PCP)
- isoniazid (INH, untuk TB)
- metronidazol (untuk disentri amuba dan mikrosporidiosis)
- vinkristin (untuk KS dan NHL)
AZT, abacavir, non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI), dan protease inhibitor tampaknya tidak menimbulkan PN.
Bagaimana PN Didiagnosis?
Tidak perlu tes laboratorium untuk diagnosis PN: tanda dan gejalanya cukup. Tes khusus mungkin diperlukan untuk mengetahui penyebab PN. Tes ini mengukur arus listrik yang sangat lemah dalam saraf dan otot. Jumlah dan kecepatan isyarat listrik ini menurun pada jenis PN berbeda. Namun banyak pasien dengan PN tidak terdisagnosis secara benar.
Bagaimana PN Diobati?
Pertama, bicara dengan dokter mengenai berhenti memakai obat apa pun yang dapat menyebakan PN. PN yang diakibatkan obat-obatan biasanya hilang total jika obat yang terkait dihentikan segera setelah PN dialami. Namun ini dapat membutuhkan hingga delapan minggu. Namun jika obat tersebut tetap dipakai, kerusakan pada saraf dapat menjadi permanen.
Terapi Non-Obat: Beberapa hal sederhana dapat mengurangi rasa sakit PN:
- memakai sepatu yang lebih longgar
- jangan berjalan kaki terlalu jauh
- jangan berdiri terlalu lama
- merendam kakinya dalam air es
Terapi Obat: Belum ada obat yang disetujui untuk memperbaiki kerusakan pada saraf, tetapi beberapa obat ditelitikan:
- Lamotrigin, sebuah obat epilepsi, menunjukkan hasil yang baik dalam percobaan awal
- Faktor pertumbuhan saraf manusia rekombinan (recombinant human nerve growth factor/rhNGF) diuji coba untuk PN, tetapi tidak dikembangkan
- Topiramat tampaknya memperbaiki serat saraf yang rusak
- L-asetil-karnitin (juga disebut asetil-l-karnitin atau asetil karnitin) sudah menunjukkan hasil awal yang baik
- Prosaptid juga sedang ditelitikan
Beberapa obat dapat mengurangi rasa nyeri (sakit) akibat PN:
- Gejala ringan: Ibuprofen kadang kala dipakai
- Gejala sedang: Amitriptilin dan nortriptilin dapat dipakai. Obat antidepresi ini meningkatkan penyebaran isyarat saraf otak. Pengobatan lain meliputi gabapentin, sebuah obat antikonvulsi, dan krim yang mengandung obat bius lidokain
- Gejala parah: Obat penawar nyeri narkotik seperti kodein atau metadon dapat dipakai. Obat antiserangan pregabalin juga dipakai untuk mengurangi nyeri yang diakibatkan oleh PN.
Obat lain yang sedang ditelitikan untuk PN termasuk tempelan untuk mengobati di tempat. Tempelan ini mengandung lidokain (obat bius), atau capsaicin, senyawa kimia yang membuat cabe pedas (koyo cabe).
Terapi Gizi: Terapi gizi ditelitikan untuk PN terkait diabetes
- Vitamin B: Berbagai vitamin B berguna untuk mengobati PN terkait diabetes, Ini termasuk biotin, kolin, inositol, dan tiamin. Vitamin ini tampaknya memperbaiki fungsi saraf
- Asam alfa-lipoik dapat melindungi saraf dari radang
- Asam gamma linolenik, yang ditemukan pada evening primrose oil, dapat memperbaiki kerusakan pada saraf di beberapa pasien diabetes.
Magnet: Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa kaos kaki yang mengandung magnet dapat meringankan neuropati terkait diabetes. Namun, magnet ini tidak sama efektif untuk rasa nyeri pada kaki dengan akibat lain.
Garis Dasar
Neuropati perifer (PN) adalah penyakit susunan saraf. PN menyebabkan perasaan yang aneh, terutama pada kaki dan jari, dan dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini dapat ringan, atau begitu parah sehingga menghambat berjalan kaki.
Segera periksa ke dokter jika ada tanda PN. Kemungkinan kita harus berhenti memakai obat apa pun yang dapat mengakibatkan PN. Jika ini tidak menyelesaikan masalah, mungkin kita harus dites untuk menentukan apa penyebab PN. Ada pengobatan berbeda untuk PN dengan penyebab berbeda.
Obat dapat meringankan rasa nyeri (sakit) akibat PN. Beberapa terapi gizi dapat membantu memperbaiki kerusakan pada saraf.
http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=555Pengobatan AIDS untuk Anak
Apakah Itu Pengobatan AIDS untuk Anak?
Seperti orang dewasa, anak terinfeksi HIV dapat mengembangkan AIDS. Kelanjutan ke masa AIDS bisa lebih cepat untuk anak – lihat Lembaran Informasi (LI) 612. Namun juga seperti orang dewasa, anak dapat diobati, baik dengan terapi antiretroviral (ART, lihat LI 617) atau untuk infeksi oportunistik (IO, LI 500). Dan pada akhirnya, perawatan dan pengobatan paliatif harus diberikan pada anak agar mereka tidak terlalu menderita rasa sakit.
Cara terbaik untuk mencegah atau mengobati IO adalah dengan ART. Namun jika terapi ini tidak mungkin diperoleh, masih ada banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperpanjang hidup anak dengan HIV, maupun meningkatkan mutu hidupnya.
Pemeriksaan oleh Dokter
Anak yang terinfeksi HIV sebaiknya diperiksa dokter sedikitnya setiap tiga bulan sampai usia dua tahun, dan selanjutnya setiap enam bulan. Pada kunjungan ini, dokter harus memantau keadaan, dan mengobati gejala yang muncul.
Anak yang bergejala harus diperiksa lebih sering, tergantung keadaan klinisnya. Secara umum, diusulkan anak tersebut diperiksa setiap bulan. Penting untuk menilai keadaan gizinya pada kunjungan ini. Sedikitnya, anak diperiksa pada akhir masa pengobatan untuk menilai dampaknya.
Pengobatan Penunjang
Kekurangan vitamin A adalah umum pada anak dengan HIV, dan ini meningkatkan kemungkinan akan muncul infeksi. Dosis tunggal suplemen vitamin A diusulkan setiap enam bulan.
Jika mungkin ada kekurangan zat besi atau asam folat (yang dapat menyebabkan anemia), memberi suplemen yang mengandung zat tersebut.
Pencegahan Infeksi Oportunistik
Sebaiknya diberi obat untuk mencegah PCP (lihat LI 512) pada semua anak yang dalam keadaan berisiko tertular HIV, yaitu bila ibunya terinfeksi, dari usia enam minggu (lihat LI 950 untuk informasi lebih lanjut mengenai profilaksis kotri untuk bayi dan anak). Jika ternyata anak tidak terinfeksi, pencegahan tersebut dapat dihentikan. Obat ini juga akan mencegah infeksi tokso (lihat LI 517).
Semua anak yang berhubungan dengan pasien TB aktif (terutama yang di bawah usia dua tahun), dan mereka yang menunjukkan tanggapan pada tes kulit TB, sebaiknya diberikan obat pencegahan untuk TB, kecuali jika didiagnosis TB aktif.
Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif adalah perawatan yang meringankan penderitaan penyakit atau pada tahap yang tidak dapat disembuhkan. Perawatan tersebut mungkin dibutuhkan dari masa bayi dan untuk bertahun-tahun untuk beberapa anak, sementara yang lain baru memerlukan setelah mereka lebih tua, dan untuk jangka waktu yang singkat.
Sebagian besar anak dengan penyakit parah dirawat di rumah. Orang tuanya adalah bagian dari tim merawat serta bagian keluarga yang membutuhkan dukungan. Sebagai perawat primer anak, mereka harus terlibat dalam tim perawatan – diberikan informasi, kesempatan untuk membahas rencana pengobatan, keterampilan yang dibutuhkan, dan diyakinkan bahwa nasihat dan dukungan tersedia 24 jam.
Anak-anak sering mengalami kesulitan untuk memakai banyak obat-obatan. Dosis harus disesuaikan dengan berat badan anak. Obat sebaiknya ditelan jika mungkin, dan anak diberi pilihan antara tablet utuh atau dibuat puyer, atau cairan.
Pengobatan Rasa Nyeri (Sakit)
Strategi pengobatan bertahap untuk rasa nyeri yang parah, yang disebut ‘jenjang analgetik’, tetap cocok untuk anak. Langkah pertama pada jenjang tersebut meliputi pengobatan dengan obat non-narkotik, misalnya aspirin atau parasetamol. Langkah kedua memberikan obat narkotik ringan, misalnya kodein. Jika pasien masih merasa nyeri, langkah ketiga memberikan opioid sedang atau berat, biasanya morfin. Sayang, sebagian besar dokter belum berpengalaman meresepkan morfin untuk anak, dan sering terlalu berhati-hati. Dengan pengobatan yang sesuai, rasa nyeri yang berat hampir selalu dapat ditangani, dan seharusnya tidak ada pasien yang terlalu menderita akibat rasa nyeri.
Anak kecil sering tidak dapat langsung menunjukkan tingkat rasa sakitnya. Ada gambar yang dapat dipakai untuk menilai tingkat rasa nyeri pada anak; gambar ini bisa diminta dari dokter anak.
Makanan
Jika ada kesulitan memberi makanan pada anaknya, banyak orang tua merasa sangat bingung, sehingga mungkin mereka merasa tidak berhasil sebagai orang tua. Menghirup dan memakan adalah bagian dari perkembangan anak, dan memberi kenyamanan, kebahagiaan, dan perangsang. Masalah ini harus dipertimbangkan bersama dengan masalah medis dan praktis si anak terkait dengan makanan.
Masalah makanan sering dipersulit dengan rasa mual dan muntah. Obat yang dipakai untuk menghadapi masalah ini pada orang dewasa juga sering dapat dipakai oleh anak-anak.
Dukungan untuk Keluarga
Keluarga membutuhkan dukungan dari saat anaknya didiagnosis dan selama pengobatan, bukan hanya pada waktu penyakit sangat lanjut. Setiap keluarga adalah berbeda, dengan kekuatan dan keterampilan untuk menangani yang berbeda. Kebutuhan kakak-adik dan nenek-kakek juga harus diperhatikan. Mungkin harus dipertimbangkan ketersediaan kelompok dukungan sebaya untuk keluarga yang mengasuh anak dengan HIV.
Garis Dasar
Anak dengan HIV perlu pengobatan seperti orang dewasa. Sebagian besar pengobatan orang dewasa cocok untuk anak, walaupun belum ada banyak penelitian terhadap efek samping atau dosis. Jelas takarannya harus disesuaikan dengan berat badan, sehingga takaran mungkin harus disesuaikan setiap beberapa bulan.
Anak yang HIV-positif sebaiknya diobati oleh dokter spesialis anak dengan pengalaman menatalaksanakan HIV, dan diperiksa dokter secara berkala.
Seperti dengan orang dewasa, tidak ada alasan anak harus menderita rasa nyeri yang berlebihan. Anak dapat diberikan obat penawar nyeri, sampai dengan morfin.
Keluarga anak dengan AIDS membutuhkan banyak dukungan, apa lagi jika orang tua sendiri terinfeksi HIV.
http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=616Rasa Nyeri
Apakah Itu Nyeri?
Nyeri (rasa sakit yang sangat) adalah suatu gejala yang sangat subjektif. Biasanya agak sulit melihat adanya nyeri kecuali dari keluhan penderita itu sendiri. Nyeri pada Odha sering terjadi dan merupakan kelainan penting yang mempengaruhi mutu hidup Odha. Lebih dari sepertiga Odha pernah diserang oleh rasa nyeri. Nyeri antara lain dapat disebabkan oleh infeksi HIV sendiri, efek samping obat, atau infeksi oportunistik.
Untuk mempermudah mengukur rasa nyeri, skala ukuran metrik (0 = tidak ada nyeri, 10 = nyeri sekali) dapat dipakai. Untuk nyeri pada anak, mungkin gambar diperlu untuk membedakan derajat nyeri (lihat Lembaran Informasi (LI) 616).
Bagaimana Nyeri Ditatalaksanakan?
Waktu kita sakit, kita mungkin menderita nyeri yang fisik (rasasakit di sekjur tubuh), sering kali dua atau tiga jenis nyeri dari berbagai gejala pada waktu yang sama. Kita juga dapat mengalami nyeri mental, dengan kesusahan dan kegelisahan sebagai tanda luarnya. Nyeri fisik dapat memperburuk nyeri mental, dan rasa nyeri mental dapat menambahkan rasa nyeri fisik.
Tidak seorang pun seharusnya betah dengan nyeri yang terus-menerus.
Penatalaksaan nyeri berarti menentukan jenis nyeri yang dialami, kemudian menentukan jenis pengobatan yang cocok. Ini proses yang seharusnya melibatkan pasien yang menderita nyeri beserta dokter.
Jangan merasa malu mengeluh karena nyeri. Nyeri adalah tanda bahwa ada masalah dengan tubuh kita.
Tujuan penatalaksanaan rasa nyeri adalah agar memberdayakan orang untuk menangani nyerinya sendiri. Jika kita dirawat di rumah, ini berarti kita harus dibimbing untuk menyesuaikan obatnya jika dipakai, atau bagaiamana memakai obat beserta dengan terapi tradisional misalnya refleksi atau pijat. Jika kita di rumah sakit, kita harus mampu memberitahukan perawat mengenai jenis rasa nyeri yang dialami, dan tingkat keberhasilan pengobatan agar dapat disesuaikan.
Ambang Rasa Nyeri
Kadang kala kita lebih mudah merasa nyeri, sedangkan ada kalanya juga kita dapat lebih tahan. Ada beberapa faktor yang menaikkan ambang rasa nyeri, sedangkan ada faktor yang menurunkannya. Kita harus mengupayakan agar mendapatkan faktor yang menaikkan ambang rasa nyeri, termasuk: hilangnya keluhan penderita; cukup tidur; dukungan spiritual dan emosional; dan pemakaian obat yang sesuai.
Sebaliknya, kita harus menghindari faktor yang menurunkan ambang rasa nyeri, yaitu: sulit tidur; kelelahan; kegelisahan; marah; depresi; bosan; dan rasa sunyi.
Terapi penunjang, termasuk akupunktur, refleksi, pijat, dan olahraga dapat meningkatkan ambang tersebut.
Pengobatan Nyeri
Upaya pertama adalah untuk mengobati penyakit yang menimbulkan nyerinya, jika bisa. Namun sambil cari alasan atau obat yang cocok, kita sebaiknya juga mengobati gejala dengan obat analgesik.
Penanganan nyeri tergantung dari derajat rasa nyeri serta tanggapan pada obat antinyeri. Pemberian dan penggantian obat antinyeri dilakukan secara bertahap. Tahapan digambarkan dengan Jenjang Analgesik dengan tiga tahap atau langkah.
Langkah pertama mencakup obat analgesik non-narkotik, misalnya aspirin atau parasetamol. Langkah kedua memberi narkotik lemah, misalnya kodein. Sedang pada langkah tertinggi, diberikan obat narkotik kuat, misalnya morfin.
Jenis obat antinyeri dapat meningkat ke tahap berikutnya bila tidak ada perbaikan pada dosis yang dianjurkan. Dalam waktu yang bersamaan hanya dapat dipakai satu obat dari setiap kelompok.
Biasanya, obat diberikan waktu kita merasa nyeri. Ini dapat berarti bahwa waktu nyeri diobati, dibutuhkan dosis besar, dengan kemungkinan ada efek samping. Beberapa ahli nyeri menganggap bahwa cara terbaik untuk menawarkan nyeri adalah dengan memberi obat pada jadwal tetap, dengan dosis tetap, sebelum rasa nyeri dialami.
Obat Narkotik
Banyak petugas perawatan kesehatan prihatin tentang ketergantungan fisik dan psikologis waktu meresepkan narkotik. Akibatnya, pasien sering diberi dosis yang terlalu rendah dengan jangka waktu terlalu lama untuk memberi penawaran yang cukup.
Namun, pengalaman dengan orang yang sangat sakit menunjukkan bahwa, walaupun ketergantungan fisik pada obat narkotik kadang terjadi, ketergantungan psikologis jarang. Adalah hak kita untuk memperoleh penawaran rasa nyeri yang terbaik, dan jika ini berarti pemakaian obat narkotik, kita harus berani memintanya.
Jika kita pengguna narkoba, mantan atau aktif, kita mungkin mempunyai toleransi terhadap narkotik yang dipakai untuk menawarkan nyeri. Dalam keadaan ini, sebaiknya kita mengetahui dokter bahwa kita pengguna narkoba, agar dia tidak meremehkan derajat penawaran nyeri yang dibutuhkan. Masalahnya adalah bahwa jika kita mengetahuinya, dokter mungkin anggap bahwa kita membesarkan rasa nyeri agar dapat lebih banyak obat. Ini bukan pilihan yang mudah, tetapi hanya kita dapat memilihnya.
Neuropati Perifer
Rasa nyeri yang diakibatkan neuropati perifer (rasa mati atau semutanpada tangan atau kaki) biasanya ditangani secara khusus. Lihat LI 555 untuk informasi lebih lanjut.
Garis Dasar
Nyeri, atau rasa sangat sakit, sering dialami oleh Odha, khususnya pada tahap akhir penyakitnya.
Kita semua berhak menerima pengobatan yang sesuai untuk rasa nyeri. Ini biasa mulai dengan obat analgesik yang biasa, tetapi jika ini tidak berhasil, obat narkotik lemah atau kuat mungkin dibutuhkan.
Namun rasa nyeri juga dapat dikurangi dengan beberapa intervensi lain, termasuk perhatian dari orang lain dan terapi penunjang.
http://www.spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=560